Oleh
Ferry Ferdianto, S.T., M.Pd.
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang
dilaksanakan tahun ini merupakan tahun ketiga Ujian Nasional (UN) yang digelar
oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan menggunakan Computer Based Test (CBT).
CBT merupakan terobosan atau salah satu
inovasi dalam dunia pendidikan kita, pelaksanaan test atau ujian berbasis komputer.
Penyelenggaraan
UNBK pertama kali dilaksanakan oleh kementerian pendidikan
dan kebudayaan pada tahun 2014
secara online dan terbatas di SMP
Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil menunjukkan penyelenggaraan
UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin mendorong
untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi).
Selanjutnya
pada tahun 2015 pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer (UNBK)
mengikutsertakan sebanyak 555 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA,
dan 378 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Keseriusan pemerintah dalam
melaksanakan ujian nasional berbasis komputer ini dibuktikan pada ujian
nasional tahun ini, ujian nasional tahun ini meliputi 1006 sekolah untuk
tingkat SMP/MTs, 1297 Sekolah tingkat SMA/MA dan 2103 sekolah tingkat SMK. Untuk wilayah Kota dan Kabupaten
Cirebon sebanyak 12 sekolah menyatakan siap untuk melaksanakan UNBK tahun ini.
Penyelenggaraan
UNBK tahun ini menggunakan sistem semi-online dimana server pusat mengirim soal secara online melalui jaringan (sinkronisasi)
ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa
dilayani oleh server lokal secara offline. Selanjutnya
hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).
UNBK merupakan bukti bahwa kementrian pendidikan
dan kebudayaan mengikuti kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang
dengan pesat, yang mau tidak kita harus mengikutinya atau akan tertinggal jauh.
Dengan perkembangan
teknologi informasi, pendidikan bangsa kita harus beranjak ke arah yang lebih
baik. Teknologi komputer, mobile,
hingga aplikasi perangkat lunak sangat berkembang pesat. Bahkan Mendikbud Anies
Baswedan pernah menyampaikan bukan tidak mungkin proses belajar-mengajar bisa
menggunakan komputer tablet (tab).
Tak bisa dipungkiri,
meskipun Indonesia masih tergolong Negara berkembang, tetapi penggunaan
teknologi komputer dan berbagai jenisnya seperti laptop, netbook, smartphone, dan
tablet sangat tinggi. Namun dengan jumlah yang banyak belum digunakan secara
maksimal untuk kegiatan belajar-mengajar. Belum lagi perkembangan ekonomi yang
belum merata di berbagai daerah mengakibatkan daya beli untuk produk teknologi
ini belum untuk semua lapisan masyarakat.
Penggunaan ujian berbasis computer (Computer Based Test) ini, mempunyai beberapa kelebihan di antaranya
adalah, (a) ujian menggunakan komputer lebih mudah untuk dilaksanakan, siswa
melihat soal yang terdapat pada layar monitor dengan pilihan jawaban yang
tersedia, (b) tidak perlu menghitamkan bulatan pada lembar jawaban, kegiatan
membulatan merupakan tantangan tersendiri dan terkandang masalah teknis ini
yang menyebabkan hasil dari ujian tidak memuaskan, padahal siswa yakin bisa
mendapatkan hasil maksimal jika dilakukan secara manual, kehitaman pencilpun
jadi permasalahan serius bagi siswa, siswa tidak percaya diri pada pencil yang
digunakannya, alhasil perhatian siswa bukan pada soal untuk mendapatkan skor
sebesar-besarnya, tetapi lebih kepada masalah teknis dalam pelaksanaan ujian, (c)
pelaksaan ujian ini dapat menghemat waktu sekitar 30 menit.
Dari data UN tahun 2013, peserta
ujian nasional sekitar 2.687.426 peserta dari tingkat SMA/MA/SMK, ada 6 mata
pelajaran yang diujikan, dan jika diasumsikan setiap mata pelajaran ada 10
lembar soal. Maka untuk jenjang SMA sederajat saja membutuhkan 161 juta lembar
kertas soal UN. Jika sebelumnya UN hanya menggunakan soal dan lembar jawaban
berupa kertas (Paper Based Test), kemendikbud
kini mulai dirintis UN berbasis komputer (Computer
Based Test) yang dilaksanakan bagi sekolah-sekolah yang sudah siap. Bagi
sekolah yang belum siap penyelenggaraan UN tetap menggunakan Lembar Jawaban
Komputer berupa kertas.
Namun tidak bisa
dipungkiri, Mendikbud juga ingin memastikan bahwa pada pelaksaan UN CBT,
sekolah dapat memberikan kertas untuk membantu siswa dalam berhitung atau
coret-coretan. Tetapi dengan CBT meminimalisasikan penggunaan kertas dalam
ujian, dan ini berarti menghemat penggunaan kertas, dimana bahan baku kertas
adalah dari kayu (tumbuhan), dengan menghemat kertas berarti kita telah
melestarikan lingkungan.
Ujian Nasional yang akan diselenggarakan pada
hari Senin (4/4/2016) untuk tingkat SMA/SMK/MA sederajat dijamin kerahasiaan
soalnya oleh pemerintah, dan untuk sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional
Berbasis Komputer pemerintah sudah membuat surat kepada PLN untuk menjamin
pasokan listrik selama ujian berlangsung, jika mati lampu maka semua akan
kacau, jawaban siswa tidak tuntas.
Keseriusan pemerintah dalam meningkatkan dunia
pendidikan dengan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi harus didukung
infrastruktur yang memadai, sehingga diharapkan untuk tahun berikutnya semua
sekolah dapat melaksanakan UNBK, dan latihan atau simulasi mengerjakan UNBK
tidak hanya dilaksanakan beberapa kali saja, tetapi selama mereka meakukan
proses pembelajaran sudah mulai dikenalkan dengan tes atau ulangan harian
berbasis komputer di kelas.
Dimuat di koran Radar Cirebon, Selasa 5 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar