Jumat, 14 Oktober 2016

70 Tahun RRI Mengawal NKRI


Oleh  Ferry Ferdianto, S.T., M.Pd.

Tujuh puluh tahun sudah RRI mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia, tugasnya dalam memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

RRI yang secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945 yang merupakan bentukan pemerintahan Jepang, RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang siarannya ditujukan untuk menyatukan bangsa dan menyelematkan negara. Pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, RRI memegang peranan sangat penting dimana kemerdekaan Indonesia disebarluaskan keseluruh wilayah negara Indonesia dalam jangkauan siaran radio, dan naskah teks proklamasi terus dikumandangkan lewat siaran radio selama kurang lebih lima belas menit. Hal ini mengakibatkan seluruh rakyat Indonesia mengetahui tentang kondisi terbaru bahwasannya Indonesia telah merdeka.
Tugas pokok yang dibebankan kepada RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) sesuai dengan PP.12/2005. Ps. 4 bukan merupakan tugas yang mudah. Banyaknya radio swasta yang bermunculan dengan menyuguhkan berbagai acara kreatif dan variatif merupakan tantangan tersendiri dari RRI dalam menarik hati para pendengar, ditambah lagi dengan tidak ada kewajiban dari radio swasta untuk menyiarkan berita RRI, sehingga terkesan RRI semakin jauh dari para pendengarnya.
Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh negara melalui UU no 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik, serta PP 12 tahun 2005, RRI dikukuhkan sebagai satu-satunya lembaga penyiaran yang dapat berjaringan secara nasional  dan dapat bekerja sama dalam siaran dengan lembaga penyiaran Asing.
Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman, dimana siaran radio swasta belum ada, maka RRI mungkin merupakan satu-satunya siaran radio yang dapat ditangkap, sehingga RRI merupakan siaran radio primadona. Kesempatan inilah yang dapat dimanfaatkan RRI dalam penyebarluasan informasi dari pemerintahan pusat sampai pada pemerintahan di berbagai daerah, bahkan sampai dengan daerah terpencil. Perubahan berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah dapat secara cepat diketahui oleh pemerintahan daerah dan seluruh rakyat Indonesia.
Kesinergisan yang diciptakan antara RRI dengan pemerintah merupakan satu langkah yang sangat membantu pemerintah dalam mensosialisasikan seluruh kebijakan-kebijakan pemerintah, sehingga dapat secara cepat dapat diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tidak adanya muatan politik dalam tubuh RRI atau dukungan terhadap salah satu pihak partai politik, menjadikan RRI secara santai menyebarluaskan informasi keseluruh para pendengarnya tanpa adanya rasa takut terhadap ancaman dari luar.
Dengan sifatnya yang netral tidak memihak pihak manapun menjadikan berita yang disampaikan kepada masyarakat akurat dalam pemberitaan dan dapat dipertanggungjawabkan dalam penyampaian, sehingga dapat menjadi acuan dan sarana kontrol sosial masyarakat dengan memperhatikan kode etik jurnalistik/kode etik penyiaran. RRI juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan informasi kepada pendengar lain melalui program partisipasi publik, sehingga berita terkini yang terjadi di masyarakat dapat tersampaikan dengan cepat.
Berita dari setiap daerah yang disajikan oleh RRI masing-masing wilayah sangat membantu pemerintah dalam memantau perkembangan dan kendala yang terjadi di daerah, sehingga pemerintah pusat tidak perlu menunggu lama untuk melakukan tindakan dan mengambil kebijakan yang diperlukan berdasar kepada berita daerah dari masing-masing RRI. Penyajian berita daerah yang menggunakan bahasa lokal menjadikan Indonesia kaya akan budaya daerah, kekayaan budaya ini sangat perlu dilestarikan walaupun perkembangan ilmu dan teknologi berubah sangat pesat.
Menghadapi perkembangan teknologi yang pesat, pada usianya yang ke 70 RRI turut meningkatkan eksistensinya dengan dikeluarkannya aplikasi radio pada sistem android atau smartphone yaitu RRI play, yang dapat didownloads secara gratis. Dengan adanya RRI play menjadikan RRI semakin dekat dengan para pendengarnya dimanapun mereka berada. Selain aplikasi RRI Play RRI juga mengeluarkan online streaming yang bisa didengarkan oleh para pendengar yang selalu bersentuhan dengan dunia maya.
Bagi para perantau yang sedang berada pada daerah rantauan dapat mengobati kerinduannya terhadap kampung halaman dengan mendengarkan siaran RRI daerahnya masing-masing dengan ciri khas daerahnya, hal ini difasilitasi oleh RRI play ataupun lewat RRI online streaming.
Perkembangan media yang dilakukan oleh RRI merupakan bukti nyata bahwasannya dalam mengawal seluruh kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terutama dalam masalah sosialisasi, dan mempersiapkan para generasi muda penerus bangsa RRI masih tetap eksis tak lekam ditinggal zaman.
Pada hari bakti yang ke 70 banyak kegiatan bakti sosial kepada masyarakat di seluruh nusantara, kegiatan donor darah, jalan santai, pemilihan bintang radio indonesia dan masih banyak bakti yang lainnya untuk negeri yang diselenggarakan oleh seluruh RRI di masing-masing daerah.
Pemilihan bintang radio yang menjadi kegiatan favorit di kalangan generasi muda yang mempunyai talenta di bidang tarik suara, merupakan satu langkah positif dari pihak RRI dalam menjaring para pendengar dikalangan para pemuda penerus bangsa. Wadah lain yang yang disediakan RRI adalah dengan adanya programa 2 RRI yang merupakan merupakan Pusat siaran kreatifitas anak muda. Sehingga RRI tidak hanya menyiarkan berita, yang membuat para generasi muda enggan untuk mendengarkan siaran radio.
Selaku generasi muda kita haruslah berbangga dengan kehadiran RRI yang memiliki komitmen tinggi dalam melakukan siaran dengan tetap memperhatikan kearifan lokal daeranya masing-masing, tetapi selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.

Dirgahayu Radio Republik Indonesia
Sekali di Udara Tetap di Udara

Dimuat di koran Radar Cirebon Selasa, 15 September 2015
Selengkapnya...

UNBK Ikuti Kemajuan Teknologi Informasi


Oleh  Ferry Ferdianto, S.T., M.Pd.

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dilaksanakan tahun ini merupakan tahun ketiga Ujian Nasional (UN) yang digelar oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan menggunakan Computer Based Test (CBT).  CBT merupakan terobosan atau salah satu inovasi dalam dunia pendidikan kita, pelaksanaan test atau ujian berbasis komputer.

Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil menunjukkan penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Selanjutnya pada tahun 2015 pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer (UNBK) mengikutsertakan sebanyak 555 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 378 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Keseriusan pemerintah dalam melaksanakan ujian nasional berbasis komputer ini dibuktikan pada ujian nasional tahun ini, ujian nasional tahun ini meliputi 1006 sekolah untuk tingkat SMP/MTs, 1297 Sekolah tingkat SMA/MA dan 2103 sekolah tingkat SMK. Untuk wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon sebanyak 12 sekolah menyatakan siap untuk melaksanakan UNBK tahun ini.
Penyelenggaraan UNBK tahun ini menggunakan sistem semi-online dimana server pusat mengirim soal secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).
UNBK merupakan bukti bahwa kementrian pendidikan dan kebudayaan mengikuti kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang dengan pesat, yang mau tidak kita harus mengikutinya atau akan tertinggal jauh.
Dengan perkembangan teknologi informasi, pendidikan bangsa kita harus beranjak ke arah yang lebih baik. Teknologi komputer, mobile, hingga aplikasi perangkat lunak sangat berkembang pesat. Bahkan Mendikbud Anies Baswedan pernah menyampaikan bukan tidak mungkin proses belajar-mengajar bisa menggunakan komputer tablet (tab).
Tak bisa dipungkiri, meskipun Indonesia masih tergolong Negara berkembang, tetapi penggunaan teknologi komputer dan berbagai jenisnya seperti laptop, netbook, smartphone, dan tablet sangat tinggi. Namun dengan jumlah yang banyak belum digunakan secara maksimal untuk kegiatan belajar-mengajar. Belum lagi perkembangan ekonomi yang belum merata di berbagai daerah mengakibatkan daya beli untuk produk teknologi ini belum untuk semua lapisan masyarakat.
Penggunaan ujian berbasis computer (Computer Based Test) ini, mempunyai beberapa kelebihan di antaranya adalah, (a) ujian menggunakan komputer lebih mudah untuk dilaksanakan, siswa melihat soal yang terdapat pada layar monitor dengan pilihan jawaban yang tersedia, (b) tidak perlu menghitamkan bulatan pada lembar jawaban, kegiatan membulatan merupakan tantangan tersendiri dan terkandang masalah teknis ini yang menyebabkan hasil dari ujian tidak memuaskan, padahal siswa yakin bisa mendapatkan hasil maksimal jika dilakukan secara manual, kehitaman pencilpun jadi permasalahan serius bagi siswa, siswa tidak percaya diri pada pencil yang digunakannya, alhasil perhatian siswa bukan pada soal untuk mendapatkan skor sebesar-besarnya, tetapi lebih kepada masalah teknis dalam pelaksanaan ujian, (c) pelaksaan ujian ini dapat menghemat waktu sekitar 30 menit.
Dari data UN tahun 2013, peserta ujian nasional sekitar 2.687.426 peserta dari tingkat SMA/MA/SMK, ada 6 mata pelajaran yang diujikan, dan jika diasumsikan setiap mata pelajaran ada 10 lembar soal. Maka untuk jenjang SMA sederajat saja membutuhkan 161 juta lembar kertas soal UN. Jika sebelumnya UN hanya menggunakan soal dan lembar jawaban berupa kertas (Paper Based Test), kemendikbud kini mulai dirintis UN berbasis komputer (Computer Based Test) yang dilaksanakan bagi sekolah-sekolah yang sudah siap. Bagi sekolah yang belum siap penyelenggaraan UN tetap menggunakan Lembar Jawaban Komputer berupa kertas.
Namun tidak bisa dipungkiri, Mendikbud juga ingin memastikan bahwa pada pelaksaan UN CBT, sekolah dapat memberikan kertas untuk membantu siswa dalam berhitung atau coret-coretan. Tetapi dengan CBT meminimalisasikan penggunaan kertas dalam ujian, dan ini berarti menghemat penggunaan kertas, dimana bahan baku kertas adalah dari kayu (tumbuhan), dengan menghemat kertas berarti kita telah melestarikan lingkungan. 
Ujian Nasional yang akan diselenggarakan pada hari Senin (4/4/2016) untuk tingkat SMA/SMK/MA sederajat dijamin kerahasiaan soalnya oleh pemerintah, dan untuk sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer pemerintah sudah membuat surat kepada PLN untuk menjamin pasokan listrik selama ujian berlangsung, jika mati lampu maka semua akan kacau, jawaban siswa tidak tuntas.
Keseriusan pemerintah dalam meningkatkan dunia pendidikan dengan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi harus didukung infrastruktur yang memadai, sehingga diharapkan untuk tahun berikutnya semua sekolah dapat melaksanakan UNBK, dan latihan atau simulasi mengerjakan UNBK tidak hanya dilaksanakan beberapa kali saja, tetapi selama mereka meakukan proses pembelajaran sudah mulai dikenalkan dengan tes atau ulangan harian berbasis komputer di kelas.

Dimuat di koran Radar Cirebon, Selasa 5 April 2016
Selengkapnya...

Senin, 13 Juli 2015

MULAI TAHUN 2016, PEMERINTAH MERUBAH SISTEM REKRUTMEN CPNS GURU !!

Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat malam bapak dan ibu sekalian. Salam hangat dan sejahtera untuk kita semua.
Mulai tahun 2016 Kemendikbud dan KemenPAN-RB merubah sistem rekrutmen CPNS Guru. Syarat untuk menjadi guru PNS .wajib mengikuti program sarjana mengajar di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (SM3T) serta pendidikan asrama.
Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dirdiktendik) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Supriadi Rustad mengatakan, pada prinsipnya sarjana guru yang ingin melamar menjadi PNS wajib lulus program pendidikan profesi guru (PPG).
Nah programPPG ini wujudnya adalah praktek mengajar di daerah pedalaman (SM3T) dan pendidikan di asrama.
Supriadi menuturkan selama ini untuk menjadi PNS guru tidak ada seleksi. “Yang ada seleksi CPNS baru. Bukan seleksi guru,” katanya di sela pembukaan pameran foto aktifitas guru SM3T di kantor Kemenristekdikti tadi malam.
Celakanya lagi ada orang yang memilih jadi guru, karena tidak diterima melamar kerja di mana-mana. Sehingga di lapangan banyak guru PNS yang bekerja tidak dengan kualifikasi sebagai seorang guru professional. Ujungnya proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik.
Guru besar Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu mengatakan, calon guru PNS harus orang-orang hebat.
“Dengan digembleng dulu dalam program SM3T dan kemudian pendidikan diasramakan,” tandasnya. Program SM3T ditambah dengan pendidikan asrama ini dijalankan calon guru selama dua tahun.
Melalui cara ini, Supriadi mengatakan jebolan program PPG tidak hanya memiliki kompetensi pedagogik atau keilmuan guru semata. Tetapi juga memiliki kompetensi kepribadian dan kepedulian sosial.
“Ketika sudah masa pendidikan asrama, juga bukan berarti enak-enakan saja,” katanya. Calon guru pada tahap ini dilatih disiplin waktu yang ketat.
Dengan sistem baru rekrutmen guru ini, maka pemerintah akan memetakan kebutuhan guru baru secara nasional. Kemudian Kemenristekdikti melalui kampus lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) membuka seleksi peserta PPG. Jumlah yang diterima PPG ini disesuaikan dengan kebutuhan nasional.
Sarjana pendidikan maupun sarjana non pendidikan, seperti lulusan politeknik, boleh mendaftar seleksi PPG. Khusus untuk sarjana program diploma IV dari politeknik, diproyeksikan menjadi guru produktif di SMK sesuai dengan bidangnya.
Menurut Supriadi sistem baru rekrutmen guru ini mendapat sambutan positif dari kepala daerah. Sejumlah kepala daerah yang ketempatan atau menjadi tuan rumah SM3T, membuka formasi PNS guru untuk alumni SM3T. Supriadi mengatakan meskipun program SM3T ini dijalankan oleh pemerintah pusat, status guru PNS tetap ada di pemerintah daerah setempat.
Menteri Ristekdikti Muhammad Nasir mendukung program baru rekrutmen CPNS guru. Dia mengatakan program SM3T benar-benar menggembleng calon guru. “Mereka tidak hanya menunggu siswa datang ke sekolah. Tetapi sampai menjemput siswa di rumah-rumah supaya mau ke sekolah,” ujar mantan rektor Universitas Diponegoro itu.
Mendikbud Anies Baswedan juga mengisyaratkan perlu ada reformasi rekrutmen guru. Menurutnya selama ini rekrutmen guru begitu longgar. Siapa saja bisa menjadi guru, tanpa ada seleksi kompetensinya. Ujungnya pemerintah kesulitan dalam proses pembinaan dan pengawasannya. Dia sepakat jika rekrutmen guru diperketat dengan mendapatkan guru-guru yang berkualitas.
(dilansir dari situs : JPNN.COM)
Selengkapnya...

Rabu, 24 Juni 2015

Anak Buruh Miskin, Devi Lulusan dengan IPK 3,99

SOLO, (PRLM).- Nama Devi Triasari yang tertulis di ijazahnya, barangkali tidak mengesankan bahwa si pemilik nama hanyalah seorang gadis anak keluarga kurang mampu asal kota kecil Ngawi, Jawa Timur. Namun gadis hitam manis kelahiran 19 Desember 1991 itu, tidak mau kalah dari anak-anak orang berada dan dia memiliki prestasi seindah namanya.
Betapa tidak. Devi Triasari yang secara ekonomi serba dalam keterbatasan dan datang dari keluarga miskin di pedesaan, berhasil menorehkan prestasi luar biasa.
Dia menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH-UNS) Solo, dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) nyaris sempurna, yaitu 3,99 hanya dalam waktu 3,5 tahun.
Berkat prestasi akademik setinggi itu untuk ukuran seorang mahasiswa strata satu, Devi Triasari layak menyandang predikat sebagai sarjana lulusan terbaik dan dengan masa studi tercepat.
Padahal, sosok intektual muda harapan masa depan itu, awalnya bukan berasal dari SMA yang memang bercita-cita meneruskan kuliah di universitas.
Sewaktu mendaftar di UNS, dia merupakan salah seorang calon mahasiswa yang berbekal ijazah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri I Ngawi.
"Saya lulus dari SMK Negeri 1 Ngawi tahun 2010. Tapi saya tidak langsung melanjutkan kuliah, karena bapak dan ibu saya tidak mampu membayar biaya kuliah. Sejak lulus SMK saya mendapat pekerjaan di bagian administrasi sebuah perusahaan kontraktor di Magetan. Selama setahun lebih saya bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Karena bapak saya hanya sebagai buruh dan ibu pembantu rumah tangga," ujarnya Devi lugu, didampingi ibunya, Ny. Karinem, seusai wisuda sarjana UNS, pekan lalu.
Dalam serba keterbatasan, Devi Triasari tetap menjaga semangatnya untuk dapat melanjutkan kuliah. Sambil bekerja itu, Devi bahkan menyatakan tetap memupuk keinginan besar untuk mengangkat derajat kehidupan keluarganya.
"Saya berpikir, untuk mengubah kehidupan kami yang serba terbatas perlu pendidikan tinggi. Akhirnya, setahun berikutnya saya mencoba mencari tempat kuliah yang tanpa mengeluarkan biaya. Kebetulan waktu itu ada pembukaan pendaftaran beasiswa Sampoerna dan saya pun mendaftar. Di luar dugaan, saya termasuk yang diterima, tapi akhirnya saya memutuskan tidak mengambilnya. Saya tetap pada keinginan kuliah dan saya mendaftar ke UNS melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2011. Saya lulus dan diterima di Fakultas Hukum," tutur Devi dengan bahasa yang tertata. (Tok Suwarto/A-88)***
Selengkapnya...