Minggu, 29 Maret 2015

Kabupaten Cirebon Darurat Guru


CIREBON – Kabupaten Cirebon darurat guru karena kurangnya jumlah guru. Sedikitnya 1.989 guru kelas untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih dibutuhkan untuk tingkat sekolah dasar (SD) di Kabupaten Cirebon.

Termasuk guru mata pelajaran PAI dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang berstatus PNS masih kurang.
“Tidak hanya di tingkat SD, untuk tingkat SMP, kita juga kekurangan guru mata pelajaran sebanyak 500 orang, sementara ada kelebihan guru mata pelajaran non-PNS sebanyak 340 orang,” kata Kadisdik Kab Cirebon, Asdulah Anwar saat menghadiri konsultasi publik program penataan dan pemerataan guru Kabupaten Cirebon bersama USAID di Ruang Paseban, Kamis (26/3).
Sementara untuk tingkat SD, Asdullah mengaku pihaknya masih membutuhkan ribuan guru. Dan persoalan ini pun akan dilaporkan pada Bupati Cirebon untuk kemudian dicarikan solusinya.
“Insyaallah nanti akan saya laporkan kepada bupati untuk persoalan ini dan harus dipecahkan bersama,” lanjutnya.
Dengan adanya bantuan dari USAID ini, kata Asdullah cukup membantu dan mendorong percepatan penataan dunia pendidikan.
“Memang untuk persoalan ini diperlukan adanya pengkajian dan penataan, dan dengan adanya program USAID ini sangatlah tepat untuk mempercepat penataan guru dan dunia pendidikan,” sambungnya.
Selain kekurangan guru, pemerintah Kabupaten Cirebon juga akan melakukan merger sekitar 86 sekolah dasar yang siswanya kurang dari 100 siswa.
Menurutnya, merger tersebut mengacu pada aturan yang ada, untuk tingkat sekolah dasar diketahui terdapat 86 sekolah dengan jumlah siswa di bawah 20 orang per rombongan belajar (rombel).
“Ada sekitar 86 sekolah dengan jumlah siswa di bawah 20 orang dalam satu rombel dan ini harus dimerger,” katanya.
Sementara itu, Koordinator USAID Provinsi Jawa Barat, Erna Inawati mengatakan, USAID akan melakukan analisis mengenai kebutuhan dan kondisi eksisting guru di Kabupaten Cirebon.
Pihaknya pun sangat mendorong kepala dinas untuk mengambil kebijakan sesuai dengan data yang ada.
“Berdasarkan analisis secara umum, SD kekurangan guru kelas dengan status PNS. Kalaupun ada penambahan guru honor tapi tetap kurang dan ini yang harus diatur oleh Dinas Pendidikan,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya tidak bisa memberikan kebijakan karena kebijakan ini hanya kewenangan kepala daerah.
Dan pihaknya hanya sebatas memberikan masukan dan melakukan anilisis dilapangan dengan data-data yang akurat.
“Data itu perlu, karena data ini sebagai acuan kepala dinas pendidikan untuk melakukan pembenahan,” katanya. (SHN)


Sumber : http://edukasi.fajarnews.com/read/2015/03/27/2125/kabupaten.cirebon.darurat.guru

Selengkapnya...

Kamis, 26 Maret 2015

FKIP Unswagati Mengajar di Udara




CIREBON – Mengajar merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seluruh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unswagati Cirebon, demikian pula halnya prodi pendidikan Bahasa Inggris. Sebelum mahasiswa melewati wisuda kesarjanaan mereka terus digebleng dalam hal menyampaikan materi / mengajarnya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Walaupun lulusan FKIP tidak selamanya harus menjadi seorang guru.


Media radio (RRI Pro 1 Cirebon) dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa pendidikan Bahasa Inggris untuk mengajarkan bahasa Inggris di udara. Pengajaran bahasa Inggris yang dikemas melalui siaran radio merupakan langkah pengajaran yang inovatif, hal ini disebabkan jangkauan dari siaran radio (RRI) sangat luas sehingga diharapkan banyak masyarakat yang terbantu dengan program yang dilaksanakan ini.

Hari rabu setiap pekannya merupakan waktu para mahasiswa bahasa Inggris untuk melakukan siaran di Pro 1 RRI Cirebon yang berlamat di jalan Brigjen Darsono no 22 Cirebon, berbagai tema disajikan dalam setiap siarannya,  para mahasiswa pendidikan bahasa inggris menjadi pengisi acaranya.

Pengajaran yang dilakukan menggunakan media radio ini diharapkan menjadikan para mahasiswa kreatif dalam mengambangkan pola pengajaran terhadap ilmunya masing-masing dan menjadi tantangan tersendiri. Selain itu siaran tidak hanya dapat dilakukan oleh prodi pendidikan bahasa inggris saja, melainkan seluruh prodi yang ada di FKIP Unswagati Cirebon.

Melihat peluang demikian, maka pihak Fakultas (FKIP) sedang mencoba mengadakan kerjasama secara resmi dengan pihak RRI Cirebon. Sehingga prodi yang lain dapat ikut berpartisipasi dalam program pengajaran di udara ini (pei).
Selengkapnya...

Jumat, 20 Maret 2015

Mata Kuliah Multimedia Pembelajaran

Bagi mahasiswa yang memerlukan bahan kuliah multimedia pembelajaran matematika silahkan kunjungi halaman web http://fkip-unswagati.ac.id pada laman E-Learning.

Anda terlebih dahulu harus register pada laman E-Learning, yang kemudian dilanjutkan pada bagian link pada bagian tersebut anda langsung dapat mendownloads materi yang diperlukan.

Semoga Bermanfaat
-- Sukses Selalu --
Selengkapnya...

Rektor dan Dekan FKIP Unswagati Monitoring PPL di 6 Sekolah


CIREBON-Untuk mengetahui perkembangan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) Cirebon  dilakukan monitoring oleh pimpinan.  Rektor Unswagati Prof DR H Rochanda Wiradinata, MP bersama Dekan FKIP Unswagati Prof DR H Abdul Rozak, M.Pd, Rabu (11/3) melakukan monitoring ke 6 sekolah di Kabupaten Cirebon.
Keenam sekolah yang didatangi kedua guru besar tersebut, antara lain SMA Islam Al Azhar Cirebon, SMP dan SMK Wahidin Cirebon, SMP Negeri 5 Cirebon, SMAN 6 Cirebon dan SMAN 1 Cirebon.  Di SMA Islam Al Azhar, diterima oleh Kepala SMA Islam Al Azhar Drs H Abu Malik, M.Pd beserta guru dan praktikan di sekolah tersebut.
Kepala SMA Islam Al Azhar H Abu Malik menyapaikan bahwa praktikan dari Unswagati terus menunjukkan peningkatan dalam praktik mengajar. Dia juga mendorong agar para mahasiswa Unswagati tetap optimis karena diyakini mampu berkompetisi. “Saya juga alumni Unswagati, Insha Allah alumni Unswagati bisa bersaing,” katanya.
Selepas itu, berunjung di SMP dan SMk Wahidin. Diterima pihak yayasan, kepala sekolah dan guru serta praktikkan Rektor Prof Djohan—panggian akrabnya dan prof Rozak memberikan motivasi agar praktikkan terus meningkatkan kompetensinya. “Terus tingkatkan kompetensi mengajarnya,” pesan rektor.
Selepas berfoto bersama keduanya bertolak ke SMN 5 Cirebon. Disana diterima para guru pamong dan epala sekolahnya Kanti Rahayu, S.Pd MM. Perwakilan guru Fuji S, S.Pd mengaku mengaresiasi teknik dan metode pembelajaran dari praktikkan. “Ada hal-hal baru yang kami juga bisa belajar dari praktikkan. Termasuk bagaimana menggunakan media-media pembelajaran yang baru,” aku guru matematika  itu.
Menanggapi itu, Prof Djohan sangat apresiatif dengan adanya peran dari praktikan  yang memberikan warna baru. “Tentunya ini sangat menggembirakan, namun kami juga tetap memerlukan masukan agar ada perbaikan kedepannya,” jelasnya. 
Selanjutnya, keduanya bertolak ke SMAN 6 Cirebon menemui mahasiswa praktikkan dan menanyakan perkembangan pembelajaran di kelas langsung ke SMAN 1 Cirebon. Rektor Unswagati diterima Kepala SMAN 1 Cirebon Drs H Totong Muslihat, M.Pd. “Kami mengapresiasi adanya PPL ini. Bagamanapun siapa yang akan meneruskan kami ,” ujarnya.
Dekan FKIP Prof DR H Abdul Rozak  juga menyampaikan terimakasih kepada semua seolah yang berkenan menjadikan sekolahnya sebagai tempat praktik PPL mahasiswa FKIP Unswagati. “Kedepan kami akan mengembalian timing waktu PPL ke semester ganjil sesuai dengan masukan pihak sekolah,” ujarnya.(mj)

Sumber : Radar Cirebon
Selengkapnya...