Jumat, 14 Oktober 2016

UNBK Ikuti Kemajuan Teknologi Informasi


Oleh  Ferry Ferdianto, S.T., M.Pd.

Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang dilaksanakan tahun ini merupakan tahun ketiga Ujian Nasional (UN) yang digelar oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan menggunakan Computer Based Test (CBT).  CBT merupakan terobosan atau salah satu inovasi dalam dunia pendidikan kita, pelaksanaan test atau ujian berbasis komputer.

Penyelenggaraan UNBK pertama kali dilaksanakan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Hasil menunjukkan penyelenggaraan UNBK pada kedua sekolah tersebut cukup menggembirakan dan semakin mendorong untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Selanjutnya pada tahun 2015 pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer (UNBK) mengikutsertakan sebanyak 555 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTs, 135 SMA/MA, dan 378 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri. Keseriusan pemerintah dalam melaksanakan ujian nasional berbasis komputer ini dibuktikan pada ujian nasional tahun ini, ujian nasional tahun ini meliputi 1006 sekolah untuk tingkat SMP/MTs, 1297 Sekolah tingkat SMA/MA dan 2103 sekolah tingkat SMK. Untuk wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon sebanyak 12 sekolah menyatakan siap untuk melaksanakan UNBK tahun ini.
Penyelenggaraan UNBK tahun ini menggunakan sistem semi-online dimana server pusat mengirim soal secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).
UNBK merupakan bukti bahwa kementrian pendidikan dan kebudayaan mengikuti kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang dengan pesat, yang mau tidak kita harus mengikutinya atau akan tertinggal jauh.
Dengan perkembangan teknologi informasi, pendidikan bangsa kita harus beranjak ke arah yang lebih baik. Teknologi komputer, mobile, hingga aplikasi perangkat lunak sangat berkembang pesat. Bahkan Mendikbud Anies Baswedan pernah menyampaikan bukan tidak mungkin proses belajar-mengajar bisa menggunakan komputer tablet (tab).
Tak bisa dipungkiri, meskipun Indonesia masih tergolong Negara berkembang, tetapi penggunaan teknologi komputer dan berbagai jenisnya seperti laptop, netbook, smartphone, dan tablet sangat tinggi. Namun dengan jumlah yang banyak belum digunakan secara maksimal untuk kegiatan belajar-mengajar. Belum lagi perkembangan ekonomi yang belum merata di berbagai daerah mengakibatkan daya beli untuk produk teknologi ini belum untuk semua lapisan masyarakat.
Penggunaan ujian berbasis computer (Computer Based Test) ini, mempunyai beberapa kelebihan di antaranya adalah, (a) ujian menggunakan komputer lebih mudah untuk dilaksanakan, siswa melihat soal yang terdapat pada layar monitor dengan pilihan jawaban yang tersedia, (b) tidak perlu menghitamkan bulatan pada lembar jawaban, kegiatan membulatan merupakan tantangan tersendiri dan terkandang masalah teknis ini yang menyebabkan hasil dari ujian tidak memuaskan, padahal siswa yakin bisa mendapatkan hasil maksimal jika dilakukan secara manual, kehitaman pencilpun jadi permasalahan serius bagi siswa, siswa tidak percaya diri pada pencil yang digunakannya, alhasil perhatian siswa bukan pada soal untuk mendapatkan skor sebesar-besarnya, tetapi lebih kepada masalah teknis dalam pelaksanaan ujian, (c) pelaksaan ujian ini dapat menghemat waktu sekitar 30 menit.
Dari data UN tahun 2013, peserta ujian nasional sekitar 2.687.426 peserta dari tingkat SMA/MA/SMK, ada 6 mata pelajaran yang diujikan, dan jika diasumsikan setiap mata pelajaran ada 10 lembar soal. Maka untuk jenjang SMA sederajat saja membutuhkan 161 juta lembar kertas soal UN. Jika sebelumnya UN hanya menggunakan soal dan lembar jawaban berupa kertas (Paper Based Test), kemendikbud kini mulai dirintis UN berbasis komputer (Computer Based Test) yang dilaksanakan bagi sekolah-sekolah yang sudah siap. Bagi sekolah yang belum siap penyelenggaraan UN tetap menggunakan Lembar Jawaban Komputer berupa kertas.
Namun tidak bisa dipungkiri, Mendikbud juga ingin memastikan bahwa pada pelaksaan UN CBT, sekolah dapat memberikan kertas untuk membantu siswa dalam berhitung atau coret-coretan. Tetapi dengan CBT meminimalisasikan penggunaan kertas dalam ujian, dan ini berarti menghemat penggunaan kertas, dimana bahan baku kertas adalah dari kayu (tumbuhan), dengan menghemat kertas berarti kita telah melestarikan lingkungan. 
Ujian Nasional yang akan diselenggarakan pada hari Senin (4/4/2016) untuk tingkat SMA/SMK/MA sederajat dijamin kerahasiaan soalnya oleh pemerintah, dan untuk sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer pemerintah sudah membuat surat kepada PLN untuk menjamin pasokan listrik selama ujian berlangsung, jika mati lampu maka semua akan kacau, jawaban siswa tidak tuntas.
Keseriusan pemerintah dalam meningkatkan dunia pendidikan dengan mengikuti perkembangan teknologi dan informasi harus didukung infrastruktur yang memadai, sehingga diharapkan untuk tahun berikutnya semua sekolah dapat melaksanakan UNBK, dan latihan atau simulasi mengerjakan UNBK tidak hanya dilaksanakan beberapa kali saja, tetapi selama mereka meakukan proses pembelajaran sudah mulai dikenalkan dengan tes atau ulangan harian berbasis komputer di kelas.

Dimuat di koran Radar Cirebon, Selasa 5 April 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar